gak tau mau nulis judul apa
dimana aku sebagai peran utama yang penuh dengan air mata dimulailah alur cerita yang mengenaskan ucapan janjinya sulit untuk dipercaya karena sering kurasakan hal seperti ini darinya yang terus dia ingkar namun hatiku berkata lain "dia janji karna dia cinta" kucoba menuruti kemauan hatiku berjalan perlahan semakin sulit aku melepasnya berjalan perlahan semakin banyak sikap buruk yang disembunyikannya berjalan perlahan semakin banyak sayang yang aku tuangkan berjalan perlahan semakin menumpuk kebohongan yang diperbuatnya berjalan perlahan semakin yakin aku menatap mata mu yang kini jarang kulihat berjalan perlahan semakin mudah dia berucap selamat tinggal aku disini bertanya adakah yang perlu aku perbuat adakah yang perlu aku hindari adakah yang perlu aku jawab adakah yang perlu aku bela dari hubungan ini tak kusangka dengan mudahnya dia berucap tanpa melihat sebagaimana aku menerima ucapannya seakan aku hanya manusia yang pantas di pajang tanpa diberi kasihsayang kesalahan dia yang lalu memang sulit aku lepas dari dalam namun lebih sulit lagi ketika aku harus dengan mudahnya melepas dia sadarkah dia ,aku mengharapkan dia yang seutuhnya sadarkah dia ,aku mengharapkan dia yang bisa berkata jujur sadarkah dia ,aku membatasi diriku sendiri hanya untuk dia sadarkah dia ,aku mengurung diriku sendiri hanya untuk dia aku sakiit ketika dia mengatakannya aku luluh ketika dia semakin menegaskannya aku hilang akal ketika dia semakin menjau tak cukup seribu tisu menampung air mataku namun untuk apa aku mengis demi orang yang hidup hanya dengan egonya tak cukup sejuta kata semangat untuk memperbaiki hatiku namun untuk apa aku merusak hatiku sendiri hanya untuk orang yang tak mau menatapku lebih tajam dari pisau itu perasaan yang aku rasa saat itu lebih baik hukuman mati dari pada aku dihukum dengan cara hidup tanpa dia aku tak bersalah dan aku hanya menunggu dia untuk jujur saat itu tapi dia mengartikannya salah dia berkata "aku sudah bisa melepas dia" kalimat itu beranonim dengan prinsip ku dimana aku yang sulit melepasnya lebih dari pagar yang terkunci dimana aku yang sulit melepasnya lebih dari belitan dosa keyakinan mu berucap pisah ,ku dapat dari sahabatmu keyakinan ku untuk membela diri ,ku dapat juga dari sahabatmu keyakinan kita untuk memperbaiki semuanya ,juga berulah dari sahabatmu begitu sempurnahnya mereka begitu berharganya mereka rela tak berteman hanya untuk memperbaiki hubunganku yang sebenarnya berawal dari kesalah pahaman yang sebenarnya berawal dari ketidak terbukaanya kamu yang sebenarnya berawal dari emosi nya yang sebenarnnya berawal dari keadaan saat ini kembali dia berucap sayang kembali dia berucap maaf kembali dia memelukku namun aku ragu menerimanya dengan pengalaman kesalahan yang berulang kali dia lakukan akankah dia menggegamku akankah dia disampingku akankah dia lebih berperasaan akankah dia lebih mengerti suatu keadaan akankah dia lebih mengerti arti kejujuran akankah dia memagariku dengan kesetiaannya "selama aku bernafas hanya kamu yang aku jaga,percaya" itu ucapnya , semakin bingung aku mendengarnya kalimat itu membuat aku semakin sulit menghentikan air mataku kalimat itu membuat aku semakin sulit melepasnya ada apa sebenarnya ada apa ini kata maaf nya membuat aku sadar akan dirinya yang kilafh dengan pengalamannya dan sekarang dia menutup cerita ini dengan kalimat sayang semoga yang terakhir emosi dan keadaan janganlah di utamakan positiv untuk kepercayaan dan kejujuran akan lebih berharga
Mungkin aku memang lemah
mungkin aku tak pernah punyai lelah
saat ku terdiam menangisi pergimu
terus ku terpaku oleh harapan semu
sepertinya t’lah cukup banyak kutulis
t’lah cukup dalam hati ini kuiris
agar bisa kucoba lagi cinta dari mula
dengan ia yang mampu merasakannya
namun cinta untukmu terus bertahan
di sekeping sisa hati ini pun cinta untukmu kurasakan
kerinduan hadirmu tak pernah bisa hilang
oh Tuhan bagaimana semua ini harus kuartikan?
hati yang pernah singgah
rasa cinta yang dulu pernah ada
mungkin takkan bisa hilang hingga terkubur jauh direlung jiwa
rasa sakit inipun takkan pernah mati
karna kalian tega mengkhianati
kasih yang slama ini aku beri
mulai kini putus sudah ikatan kita
takkan lagi ada rangkaian cerita
terbersik diri ini ’tuk melihat wajahmu kini tak pernah ada
karna kalian tlah tega
menusukku dari belakang hingga tembus tepat didada
Tuhan! semoga apa yang kurasa mereka juga merasakannya
lebih dari sakit yang kurasa
karena mereka tega menyakiti hatiku seperti ini
luka yang mereka ukir
tlah menggores luka dihidupku slama ini
gak tau mau nulis judul apa
dimana aku sebagai peran utama yang penuh dengan air mata dimulailah alur cerita yang mengenaskan ucapan janjinya sulit untuk dipercaya karena sering kurasakan hal seperti ini darinya yang terus dia ingkar namun hatiku berkata lain "dia janji karna dia cinta" kucoba menuruti kemauan hatiku berjalan perlahan semakin sulit aku melepasnya berjalan perlahan semakin banyak sikap buruk yang disembunyikannya berjalan perlahan semakin banyak sayang yang aku tuangkan berjalan perlahan semakin menumpuk kebohongan yang diperbuatnya berjalan perlahan semakin yakin aku menatap mata mu yang kini jarang kulihat berjalan perlahan semakin mudah dia berucap selamat tinggal aku disini bertanya adakah yang perlu aku perbuat adakah yang perlu aku hindari adakah yang perlu aku jawab adakah yang perlu aku bela dari hubungan ini tak kusangka dengan mudahnya dia berucap tanpa melihat sebagaimana aku menerima ucapannya seakan aku hanya manusia yang pantas di pajang tanpa diberi kasihsayang kesalahan dia yang lalu memang sulit aku lepas dari dalam namun lebih sulit lagi ketika aku harus dengan mudahnya melepas dia sadarkah dia ,aku mengharapkan dia yang seutuhnya sadarkah dia ,aku mengharapkan dia yang bisa berkata jujur sadarkah dia ,aku membatasi diriku sendiri hanya untuk dia sadarkah dia ,aku mengurung diriku sendiri hanya untuk dia aku sakiit ketika dia mengatakannya aku luluh ketika dia semakin menegaskannya aku hilang akal ketika dia semakin menjau tak cukup seribu tisu menampung air mataku namun untuk apa aku mengis demi orang yang hidup hanya dengan egonya tak cukup sejuta kata semangat untuk memperbaiki hatiku namun untuk apa aku merusak hatiku sendiri hanya untuk orang yang tak mau menatapku lebih tajam dari pisau itu perasaan yang aku rasa saat itu lebih baik hukuman mati dari pada aku dihukum dengan cara hidup tanpa dia aku tak bersalah dan aku hanya menunggu dia untuk jujur saat itu tapi dia mengartikannya salah dia berkata "aku sudah bisa melepas dia" kalimat itu beranonim dengan prinsip ku dimana aku yang sulit melepasnya lebih dari pagar yang terkunci dimana aku yang sulit melepasnya lebih dari belitan dosa keyakinan mu berucap pisah ,ku dapat dari sahabatmu keyakinan ku untuk membela diri ,ku dapat juga dari sahabatmu keyakinan kita untuk memperbaiki semuanya ,juga berulah dari sahabatmu begitu sempurnahnya mereka begitu berharganya mereka rela tak berteman hanya untuk memperbaiki hubunganku yang sebenarnya berawal dari kesalah pahaman yang sebenarnya berawal dari ketidak terbukaanya kamu yang sebenarnya berawal dari emosi nya yang sebenarnnya berawal dari keadaan saat ini kembali dia berucap sayang kembali dia berucap maaf kembali dia memelukku namun aku ragu menerimanya dengan pengalaman kesalahan yang berulang kali dia lakukan akankah dia menggegamku akankah dia disampingku akankah dia lebih berperasaan akankah dia lebih mengerti suatu keadaan akankah dia lebih mengerti arti kejujuran akankah dia memagariku dengan kesetiaannya "selama aku bernafas hanya kamu yang aku jaga,percaya" itu ucapnya , semakin bingung aku mendengarnya kalimat itu membuat aku semakin sulit menghentikan air mataku kalimat itu membuat aku semakin sulit melepasnya ada apa sebenarnya ada apa ini kata maaf nya membuat aku sadar akan dirinya yang kilafh dengan pengalamannya dan sekarang dia menutup cerita ini dengan kalimat sayang semoga yang terakhir emosi dan keadaan janganlah di utamakan positiv untuk kepercayaan dan kejujuran akan lebih berharga
Mungkin aku memang lemah
mungkin aku tak pernah punyai lelah
saat ku terdiam menangisi pergimu
terus ku terpaku oleh harapan semu
sepertinya t’lah cukup banyak kutulis
t’lah cukup dalam hati ini kuiris
agar bisa kucoba lagi cinta dari mula
dengan ia yang mampu merasakannya
namun cinta untukmu terus bertahan
di sekeping sisa hati ini pun cinta untukmu kurasakan
kerinduan hadirmu tak pernah bisa hilang
oh Tuhan bagaimana semua ini harus kuartikan?
hati yang pernah singgah
rasa cinta yang dulu pernah ada
mungkin takkan bisa hilang hingga terkubur jauh direlung jiwa
rasa sakit inipun takkan pernah mati
karna kalian tega mengkhianati
kasih yang slama ini aku beri
mulai kini putus sudah ikatan kita
takkan lagi ada rangkaian cerita
terbersik diri ini ’tuk melihat wajahmu kini tak pernah ada
karna kalian tlah tega
menusukku dari belakang hingga tembus tepat didada
Tuhan! semoga apa yang kurasa mereka juga merasakannya
lebih dari sakit yang kurasa
karena mereka tega menyakiti hatiku seperti ini
luka yang mereka ukir
tlah menggores luka dihidupku slama ini